- Rencana Aksi 2 September 2025: BEM SI Siapkan Gelombang Demo di Jakarta, Surabaya, dan Sejumlah Kota
- Sosok Suami Salsa Erwina, Ahli AI yang Dukung Sang Istri Tantang Debat Ahmad Sahroni
- Reformasi Teknologi Imigrasi: Passport Kini Harus Lewat Aplikasi All Indonesia
- Indonesia Siapkan Fasilitas Medis untuk 2.000 Korban Gaza
- Indonesia Gencarkan Vaksinasi Massal untuk Hentikan Wabah Campak
- Gelombang Protes Kian Panas, Rumah Menteri Keuangan Sri Mulyani Jadi Sasaran Penjarahan
- Golkar Resmi Nonaktifkan Adies Kadir dari DPR, Upaya Tegakkan Etika Politik di Tengah Gelombang Aksi
- Prabowo Putuskan Pemangkasan Tunjangan DPR, Tegaskan Aparat Siap Bertindak Tegas Hadapi Perusuh
- PAN Nonaktifkan Eko Patrio dan Uya Kuya dari Kursi DPR Usai Aksi Tak Sensitif
- Rumah Ahmad Sahroni di Tanjung Priok Dijarah Massa Usai Pernyataan Kontroversial
Hamas Siap Bebaskan Sandera Demi Gencatan Senjata, Israel Tetap Menolak

Keterangan Gambar : Dir : Ammar Awwad
Hamas Siap Bebaskan Sandera AS Edan Alexander Demi Dorong Gencatan Senjata, Israel Tolak Negosiasi
JALUR GAZA, SENIN — Hamas menyatakan kesiapan untuk membebaskan Edan Alexander, sandera terakhir asal Amerika Serikat yang masih hidup, sebagai langkah membangun kepercayaan guna mendorong gencatan senjata di Jalur Gaza. Tawaran ini langsung disampaikan ke Pemerintah AS, melewati Israel yang masih melancarkan serangan besar-besaran ke Palestina.
Dalam pernyataan resmi pada Minggu (11/5/2025), Hamas menyebutkan bahwa Alexander, tentara Israel yang juga warga negara AS, akan dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan untuk membuka jalur bantuan kemanusiaan dan mencapai kesepakatan damai.
Steve Witkoff, utusan Presiden AS Donald Trump untuk Timur Tengah, membenarkan adanya tawaran tersebut pada Minggu malam. Trump menyambut baik hal itu sebagai bentuk niat baik terhadap AS dan dukungan terhadap peran mediator dari Qatar dan Mesir.
- Mahasiswa Asing di AS Gelisah di Tengah Tekanan dari Trump0
- "Inilah Hasil Balapan MotoGP Prancis 2025 Versi Crash.net"0
- Zarco Akhiri Paceklik Kemenangan Honda di MotoGP Prancis 2025 Lewat Balapan Dramatis0
- Trump Dorong Gencatan Senjata Sementara 30 Hari di Konflik Ukraina0
- "Fakta Kebakaran Dahsyat Hanguskan Kota di Israel, Benarkah?"0
Langkah ini menandai pertama kalinya terjadi komunikasi langsung antara pejabat tinggi Hamas dan perwakilan resmi AS, yang sebelumnya selalu menolak kontak langsung dengan Hamas karena dianggap sebagai organisasi teroris.
Menurut Witkoff, pembebasan Alexander akan membuka kembali jalan perundingan gencatan senjata yang sempat terhenti. Hamas juga menyatakan kesediaan membebaskan sandera lain dengan imbalan pencabutan blokade bantuan ke Gaza.
Isu ini memicu ketegangan antara AS dan Israel, terlebih setelah Trump marah karena Netanyahu diam-diam berunding untuk menyerang Iran tanpa sepengetahuannya. Hal itu juga berujung pada pencopotan Mike Waltz sebagai Penasihat Keamanan Nasional.
Khalil al-Hayyah dari Hamas mengatakan pihaknya telah menjalin komunikasi dengan AS dan siap memulai negosiasi intensif demi gencatan senjata jangka panjang, pertukaran sandera, dan pembentukan pemerintahan teknokrat independen di Gaza.
Pejabat Hamas menyatakan bahwa pembebasan Alexander bisa terjadi dalam 48 jam jika Israel menghentikan serangan untuk sementara. Seorang pejabat Mesir juga menyebutkan bahwa jaminan dari Trump mendorong langkah ini.
Kendati demikian, Israel tetap menolak melakukan gencatan senjata atau negosiasi dengan Hamas. Netanyahu menyatakan bahwa target utama adalah menghancurkan Gaza agar warga Palestina kehilangan tempat tinggal dan terdorong untuk pergi dari wilayah tersebut.
Pernyataan resmi Israel menyebutkan bahwa pembebasan Alexander tidak akan dibarengi konsesi apapun dan hanya akan difasilitasi melalui koridor aman.
Alexander adalah satu dari 59 sandera yang masih ditahan Hamas. Trump menyatakan pekan lalu bahwa hanya 21 dari mereka yang diyakini masih hidup, berbeda dengan laporan Israel yang menyebut 24 orang.
Di antara korban yang telah tewas, terdapat empat warga negara AS, termasuk pasangan Gadi dan Judi Haggai, serta Itay Chen dan Omer Neutra.
Israel terus melancarkan serangan ke Gaza meski ada upaya negosiasi. Serangan terbaru pada Minggu (11/5/2025) menewaskan 15 warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak. Serangan di Khan Younis menghantam tenda pengungsi, membunuh dua anak dan orangtua mereka.
Hashtag : #Zona #Today #ZonaToday #Hamas #EdanAlexander #Gaza #Ceasefire #DonaldTrump #Netanyahu #SanderaGaza #MiddleEastCrisis #Palestine #Israel
