- Rencana Aksi 2 September 2025: BEM SI Siapkan Gelombang Demo di Jakarta, Surabaya, dan Sejumlah Kota
- Sosok Suami Salsa Erwina, Ahli AI yang Dukung Sang Istri Tantang Debat Ahmad Sahroni
- Reformasi Teknologi Imigrasi: Passport Kini Harus Lewat Aplikasi All Indonesia
- Indonesia Siapkan Fasilitas Medis untuk 2.000 Korban Gaza
- Indonesia Gencarkan Vaksinasi Massal untuk Hentikan Wabah Campak
- Gelombang Protes Kian Panas, Rumah Menteri Keuangan Sri Mulyani Jadi Sasaran Penjarahan
- Golkar Resmi Nonaktifkan Adies Kadir dari DPR, Upaya Tegakkan Etika Politik di Tengah Gelombang Aksi
- Prabowo Putuskan Pemangkasan Tunjangan DPR, Tegaskan Aparat Siap Bertindak Tegas Hadapi Perusuh
- PAN Nonaktifkan Eko Patrio dan Uya Kuya dari Kursi DPR Usai Aksi Tak Sensitif
- Rumah Ahmad Sahroni di Tanjung Priok Dijarah Massa Usai Pernyataan Kontroversial
Regulasi dan Kerja Sama AI Jadi Topik Utama Pembahasan Indonesia-Belanda

Indonesia dan Belanda Bahas Kerja Sama Strategis dalam Regulasi AI dan Keamanan Siber
Zona Today - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia (Wamenkomdigi), Nezar Patria, mengadakan pertemuan bilateral dengan Huub Janssen, AI Manager dari Dutch Authority for Digital Infrastructure (RDI), dalam rangkaian acara UNESCO Global Forum on the Ethics of AI yang berlangsung di Bangkok, Thailand, pada Kamis (27/6/2025).
Pertemuan ini membahas upaya penguatan regulasi tata kelola kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), dengan menyoroti pendekatan EU AI Act serta peluang kolaborasi kebijakan AI antara Indonesia dan Belanda, termasuk aspek keamanan siber.
- Dorong Partisipasi Investasi Crypto, PINTU Naikkan Komisi Program Referral0
- Kemenparekraf Kenalkan Bali dan Jakarta ke Pasar India Lewat Fam Trip0
- Nasabah PNM Sulap Jeans Bekas Jadi Produk Fashion Keren0
- Iran Klaim Serang Kantor Intelijen Israel dengan Rudal Siluman0
- Masih Relevan, Ini 7 Alasan Press Release Efektif untuk Peluncuran Produk di 20250
Nezar Patria menyampaikan bahwa Indonesia saat ini tengah merancang AI National Strategy and Roadmap, dan menilai pengalaman Uni Eropa dalam menyusun kebijakan melalui EU AI Act sebagai referensi penting. “Kami ingin memastikan strategi AI nasional seimbang antara mendorong inovasi dan melindungi masyarakat. Belajar dari praktik terbaik Belanda adalah langkah strategis,” ujar Nezar.
Huub Janssen, yang juga menjabat sebagai Ketua Working Group Otoritas Kompeten AI Belanda dan Uni Eropa, menjelaskan bahwa EU AI Act menggunakan pendekatan berbasis risiko (risk-based approach), membagi sistem AI menjadi tiga kategori:
-
AI Terlarang (Prohibited AI) – seperti sistem pengawasan massal dan pemeringkatan sosial.
-
AI Berisiko Tinggi (High-Risk AI) – mencakup sektor vital seperti kesehatan dan infrastruktur, yang memerlukan regulasi ketat dan izin operasional.
-
AI Wajib Transparansi (Transparency AI) – pengguna harus diberi tahu ketika berinteraksi dengan sistem AI.
Janssen menekankan bahwa regulasi AI seharusnya berfokus pada dampak penggunaan (outcomes), bukan hanya proses teknis, serta pentingnya regulasi nasional untuk memastikan akuntabilitas perusahaan teknologi global.
Nezar menambahkan bahwa Indonesia juga sedang menjajaki regulasi khusus terhadap AI otonom serta penggunaan perangkat digital yang berdampak pada anak-anak dan remaja. Ia menyambut baik pendekatan Belanda yang melibatkan pakar multidisiplin, termasuk dari sektor pendidikan dan etika.
Selain itu, diskusi turut menyoroti pentingnya platform internasional dan regional untuk saling berbagi pengalaman antarnegara. Inisiatif ini saat ini sedang dikembangkan bersama UNESCO dan akan segera diumumkan.
“Kita perlu membangun kerja sama lintas negara untuk mengatasi ketimpangan antara negara pengguna dan produsen teknologi besar. Indonesia siap menjalin kemitraan strategis dengan Belanda dalam hal tata kelola AI dan pengawasan keamanan digital,” tutup Nezar.
Hashtag : #Zona #Today #ZonaToday #zonatoday.com #AIIndonesia #EUAIAct #KerjaSamaDigital #RegulasiAI #NezarPatria #KeamananSiber #AIEthics #BelandaIndonesia #ZonatodayTeknologi
